Ilustrasi rumah tua di Kota Tua. Foto: pixabay.com/ |
KLIK CHANNELKU - Kota Tua selalu menyimpan cerita-cerita misterius yang tak pernah bisa diungkap sepenuhnya. Di setiap sudut jalan, di balik bangunan-bangunan tua, dan di antara lorong-lorong sempit, ada sesuatu yang sering kali tak tampak oleh mata biasa. Malam itu, di tengah kabut tebal yang menyelimuti kota, dua sahabat, Andi dan Fika, memutuskan untuk menelusuri kisah yang telah lama menghantui kota tersebut.
"Tempat ini selalu bikin aku merinding," kata Fika, sambil menatap bangunan tinggi yang hampir tenggelam oleh kabut malam. Suaranya bergetar, namun dia berusaha untuk tetap tenang.
Kisah Gelap di Balik Rumah Tua yang Terlupakan di Kota Tua
Andi tersenyum tipis, meskipun dia juga merasakan hal yang sama. “Banyak orang bilang, di sini ada rahasia yang tak pernah terungkap. Malam ini, kita akan mencari jawabannya,” ujarnya sambil melangkah lebih jauh ke arah bangunan itu.
Bangunan tua itu adalah sebuah gedung besar yang sudah lama ditinggalkan. Konon, gedung ini pernah menjadi rumah bagi seorang tokoh terkenal di kota, tetapi beberapa puluh tahun yang lalu, misteri mengerikan datang dan merenggut nyawa semua penghuni rumah tersebut. Sejak saat itu, tak ada satu pun yang berani mendekat, kecuali beberapa jiwa pemberani yang ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Katanya, setiap malam bulan purnama, jejak kaki misterius muncul di depan rumah ini. Banyak yang mencoba mengikuti jejak itu, tapi tak ada yang berhasil kembali," ujar Andi sambil menatap gedung yang tampak angker.
Fika menggigit bibir bawahnya, tampaknya tak yakin apakah keputusan ini adalah yang terbaik. Namun, rasa ingin tahu akhirnya mengalahkan ketakutannya. Mereka melangkah maju, memasuki halaman rumah tua itu.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari arah belakang mereka. Fika menoleh, namun tidak ada siapa pun. Hanya kabut yang semakin tebal, membungkus kota seperti selimut gelap. "Apa itu?" Fika bertanya, nada suaranya mulai panik.
Andi tetap tenang. "Tenang, Fik. Itu mungkin hanya angin," jawabnya sambil melanjutkan langkahnya ke dalam gedung. Namun, jantung Andi ikut berdetak kencang. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres di tempat ini.
Mereka tiba di dalam gedung yang penuh debu. Bau lembap dan apek menyergap mereka begitu melangkah ke dalam. "Lihat!" Fika menunjuk ke lantai. Di sana, jejak kaki basah tampak jelas di atas lantai kayu yang sudah usang. Jejak itu mengarah ke sebuah pintu yang tertutup rapat.
"Ini dia. Jejak yang diceritakan orang-orang itu," kata Andi, terkejut. "Tapi siapa yang meninggalkannya?"
Fika merasakan ada sesuatu yang aneh dengan udara di sekitar mereka. “Kita harus keluar dari sini, Andi. Aku tak suka dengan apa yang kita temukan,” desaknya.
Namun, Andi sudah terlanjur mendekati pintu yang terbuat dari kayu tua itu. Pintu itu terbuka dengan sendirinya, dan di baliknya, sebuah ruangan gelap yang terlihat seperti ruang penyimpanan. Di tengah-tengah ruangan, ada sebuah kotak kayu tua yang tertutup rapat. Andi dengan hati-hati membuka kotak tersebut.
Di dalam kotak itu, tergeletak sebuah surat kuno yang terlipat rapat. Andi membuka surat itu, dan segera membaca isinya. "Hanya mereka yang berani mencari jawaban, akan menemukan akhir dari perjalanan ini," tulis surat itu dengan huruf yang tampaknya ditulis tangan.
Tiba-tiba, suara berderit terdengar dari arah belakang mereka. Fika berteriak, "Andi! Cepat keluar!" Suara itu semakin dekat, seolah ada seseorang yang sedang mendekat dengan cepat.
Andi dan Fika berlari sekuat tenaga, meninggalkan gedung yang kini terasa semakin menekan. Mereka berbalik sejenak dan melihat sosok bayangan yang samar-samar muncul di balik kabut, sebelum akhirnya lenyap dalam gelap malam.
Begitu mereka sampai di luar, kabut yang semula menyelimuti jalan mulai menghilang, dan suasana menjadi lebih tenang. Mereka saling pandang, masih terengah-engah.
"Apa yang kita temukan tadi?" Fika bertanya, suaranya masih gemetar. "Apakah itu hanya ilusi atau benar-benar sesuatu yang tak bisa kita jelaskan?"
Andi hanya terdiam, matanya memandangi gedung yang kini tampak kosong dan tak lagi menyeramkan. "Mungkin kita belum siap untuk tahu lebih banyak. Tapi satu hal yang pasti, jejak ini belum berakhir."
Malam itu, kota tua kembali sepi, menyembunyikan rahasia yang masih menunggu untuk diungkap oleh mereka yang berani melangkah lebih jauh.***
0 Comments