CERPEN Cintaku Di Bawah Rembulan

 Ilustrasi seorang pasangan remaja di bawah sinar rembulan. Foto: Canva AI

Malam itu, rembulan bersinar begitu terang di langit Aceh, seakan menjadi saksi bisu perjalanan cinta yang tengah mekar di hati seorang pemuda bernama Rian. Ia berjalan dengan langkah tenang di tepi pantai, sesekali angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, seolah mengingatkan dirinya akan sesuatu yang tak bisa dilupakan—sebuah janji yang sudah lama tertunda.


Rian adalah seorang pemuda yang sederhana, tinggal di sebuah desa yang indah dengan pemandangan alam yang memukau. Setiap hari, ia bekerja di ladang, membantu orang tuanya mencari nafkah. Namun, hatinya selalu terasa kosong. Ada sesuatu yang membuatnya merasa hampa, meski di tengah kesibukan dan keindahan alam di sekitarnya. Jawabannya adalah Dinda.


Dinda adalah gadis yang sangat dicintainya sejak mereka masih kecil. Mereka tumbuh bersama di desa itu, berbagi cerita, bermain di bawah sinar matahari, dan bermimpi tentang masa depan yang penuh harapan. Namun, seiring berjalannya waktu, Dinda harus pindah ke kota besar untuk melanjutkan pendidikannya. Meskipun begitu, Rian dan Dinda tetap menjaga komunikasi mereka, meski jarak memisahkan mereka.


Hingga suatu hari, Dinda mengirimkan pesan singkat yang menggugah hati Rian. "Rian, aku pulang ke desa minggu depan. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."


Rian merasa hatinya berdebar. Apakah Dinda akan kembali untuk tinggal di desa ini? Ataukah dia akan mengungkapkan sesuatu yang lebih dari sekadar rindu? Berbagai pikiran bercampur aduk dalam benaknya. Ia memutuskan untuk menunggu kedatangan Dinda di tempat yang penuh kenangan—pantai tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama dulu.


Malam itu, setelah hari yang panjang, Rian tiba di pantai. Langit terlihat begitu cerah, dan bulan bersinar dengan begitu indahnya. Tiba-tiba, ia melihat seorang gadis berdiri di pinggir pantai, matanya tertuju pada rembulan yang sama. Itu adalah Dinda.


"Dinda!" Rian memanggil lembut. Dinda menoleh, senyum manis terukir di wajahnya. Senyum yang selalu membuat hati Rian berdebar.


"Rian, lama sekali ya kita tak bertemu," Dinda berkata, suaranya lembut namun mengandung makna yang dalam. "Aku rindu kamu."


Rian tersenyum. "Aku juga rindu kamu, Dinda. Tidak ada hari yang berlalu tanpa memikirkanmu."


Dinda berjalan mendekat, dan keduanya duduk di pasir yang masih hangat oleh cahaya matahari sore yang perlahan hilang. Mereka terdiam beberapa saat, menikmati suasana malam yang tenang. Hanya suara ombak yang terdengar, seiring dengan hembusan angin yang menenangkan hati.


Akhirnya, Dinda memecah keheningan. "Rian, aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku sudah lama memikirkan ini, dan aku rasa inilah saatnya."


Rian menatap Dinda dengan penuh perhatian. "Apa yang ingin kamu katakan, Dinda?"


Dinda menarik napas panjang, matanya berkaca-kaca. "Aku... aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu, Rian. Selama ini, aku selalu berpikir tentang kita berdua. Walaupun kita jauh, hatiku tetap berada di sini, di desa ini, di tempat yang sama denganmu."


Rian terkejut, namun hatinya merasa lega. "Dinda, aku juga mencintaimu. Aku sudah lama ingin mengatakan itu, tapi aku takut. Takut kalau kamu tidak merasakan hal yang sama."


Dinda tersenyum, dan mereka saling berpandangan dengan penuh harapan. Malam itu, di bawah sinar rembulan yang menerangi pantai, janji mereka terucap. Sebuah janji untuk saling menjaga, untuk saling mencintai, meski jarak dan waktu pernah memisahkan mereka.


Sejak malam itu, cinta mereka semakin tumbuh, seperti rembulan yang selalu terang di langit Aceh. Rian dan Dinda tahu bahwa perjalanan mereka tidak selalu mudah, tetapi di bawah cahaya rembulan, mereka yakin bahwa cinta mereka akan tetap abadi, meski dunia terus berputar.***



Berikan donasi terbaik anda untuk mendukung Klik Channelku dalam memberikan informasi terbaik untuk anda.

cards
Ditunjang teknologi paypal

Post a Comment

0 Comments