Ilustrasi pintu tua/pixabay.com/ |
Sore itu, angin bertiup pelan melalui celah-celah jendela rumah tua yang baru saja didiami oleh Tio, seorang pemuda yang baru saja kembali dari luar kota. Rumah peninggalan kakeknya itu terlihat tak banyak berubah. Pintu-pintu kayu yang mulai lapuk, cat yang mengelupas, serta perabotan tua yang seolah sudah menunggu untuk diceritakan kisahnya. Namun, ada satu pintu yang menarik perhatian Tio lebih dari yang lain: Pintu tua di ruang belakang yang selalu terkunci rapat.
Pintu itu sudah ada di sana sejak Tio kecil, tapi ia tak pernah benar-benar penasaran untuk membukanya. Hingga kini, setelah beberapa tahun meninggalkan rumah itu, rasa ingin tahu Tio tak bisa terbendung. "Ada apa sih di balik pintu ini? Kenapa selalu terkunci?" gumam Tio dalam hati.
Dengan penuh rasa ingin tahu, Tio mencari kunci yang sudah lama tak terpakai. Setelah beberapa menit mencari di dalam laci meja, ia menemukan kunci itu—kunci tua yang tampaknya sudah berpuluh tahun usianya. Tio berjalan perlahan menuju pintu, lalu memasukkan kunci ke dalam lubangnya. Suara berderit keras mengiringi saat pintu terbuka perlahan.
Di balik pintu itu, terdapat sebuah lorong kecil yang terasa suram, dengan cahaya remang-remang dari lampu yang sudah usang. Tio merasa ada sesuatu yang berbeda. Lorong ini tampaknya belum pernah dijamah sejak terakhir kali ia melihatnya sebagai anak kecil. "Apa yang ada di sini?" pikir Tio, lalu melangkah maju.
Di ujung lorong, ia menemukan sebuah ruangan yang hampir tertutup oleh debu dan sarang laba-laba. Namun, yang membuat Tio terkejut adalah sebuah meja kayu besar dengan tumpukan surat-surat yang sudah menguning. Tio membuka salah satu surat itu dan mendapati tulisan tangan yang tidak ia kenal. Surat-surat tersebut berisi percakapan-percakapan tentang keluarganya yang selama ini tidak pernah ia dengar.
"Tio, kamu tidak akan pernah tahu kisah asli keluargamu sampai kamu menemukannya sendiri," tulis salah satu surat tersebut. Tio merasa seperti tersandung pada sebuah rahasia yang selama ini tersembunyi. Ia melanjutkan membaca dengan hati-hati.
Di antara surat-surat itu, ada sebuah foto hitam-putih yang menunjukkan sebuah rumah besar yang mirip dengan rumah tempat Tio tinggal. Namun, foto itu tampaknya diambil beberapa puluh tahun lalu, jauh sebelum Tio lahir. Penasaran, Tio mencari tahu lebih jauh dan menemukan sebuah kotak kecil yang terbuat dari kayu, yang terkunci rapat. Dengan susah payah, ia membuka kotak tersebut, dan di dalamnya ada sebuah buku tua dengan sampul kulit yang mulai terkelupas.
Buku itu berisi catatan-catatan lama tentang sejarah keluarganya yang penuh dengan misteri. Tio baru sadar bahwa keluarganya menyimpan banyak rahasia yang tak pernah dibicarakan. Ternyata, rumah ini bukan hanya sekedar tempat tinggal, melainkan saksi bisu dari kejadian-kejadian besar yang terjadi di masa lalu.
Akhirnya, Tio duduk di meja itu dan mulai membaca buku itu dengan teliti. Setiap halaman membuka lapisan sejarah yang tak terungkap selama ini. Semua ini membawanya pada sebuah kesimpulan—ada banyak rahasia yang disembunyikan keluarganya, dan pintu tua itu adalah kunci untuk mengungkapnya.
Dengan buku di tangan, Tio merasa lebih dekat dengan sejarah keluarganya. Mungkin ini bukan hanya tentang menemukan rahasia yang tersembunyi, tetapi juga memahami siapa dirinya sebenarnya.***
0 Comments