Virus Rabies Menular? Ini Cara Mudah Mencegahnya

Ilustrasi gigitan binatang liar yang bisa mengakibatkan rabies. Foto: pixabay.com/Meli1670

Rabies adalah penyakit yang mematikan dan menular yang disebabkan oleh virus Lyssavirus. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas. Biasanya, rabies ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, kelelawar, dan kera. Meskipun penyakit ini dapat dicegah dengan langkah-langkah yang tepat, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami cara mencegahnya.

Virus rabies sangat berbahaya karena hampir selalu berakhir fatal jika gejala telah muncul. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mencegahnya agar kita tetap terlindungi dari ancaman penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa informasi penting yang perlu Anda ketahui mengenai rabies, cara penularannya, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan.

Penyebab dan Penularan Virus Rabies

Rabies disebabkan oleh infeksi virus Lyssavirus yang menyerang sistem saraf pusat pada manusia dan hewan. Virus ini sebagian besar ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi, terutama ketika hewan tersebut menggigit atau mencakar manusia atau hewan lain. Gigitan atau cakaran yang terkontaminasi virus rabies menjadi jalur utama penularan penyakit ini.

Hewan-hewan yang paling sering terinfeksi rabies adalah anjing, yang juga menjadi penyebab utama penularan ke manusia. Selain anjing, kucing, kelelawar, dan kera juga dapat membawa virus rabies dan menularkannya kepada manusia. Penularan virus juga dapat terjadi jika air liur hewan yang terinfeksi masuk ke luka terbuka atau selaput lendir manusia, seperti mulut atau mata.

Hewan yang berisiko tinggi menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak divaksinasi. Oleh karena itu, menjaga kesehatan hewan peliharaan, termasuk melakukan vaksinasi, sangat penting untuk mencegah penyebaran rabies.

Masa Inkubasi dan Gejala Rabies

Masa inkubasi rabies, yaitu periode waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh dan munculnya gejala, bisa bervariasi antara 2 hingga 3 bulan. Namun, pada beberapa kasus, masa inkubasi ini bisa lebih cepat, yaitu hanya dalam waktu beberapa minggu, atau bahkan lebih lama, hingga setahun. Waktu inkubasi tergantung pada berbagai faktor, seperti lokasi gigitan dan jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh.

Pada fase awal, gejala rabies bisa terlihat mirip dengan penyakit flu, seperti demam, rasa tidak nyaman, dan nyeri di sekitar lokasi gigitan. Namun, seiring waktu, gejala akan berkembang dan menunjukkan tanda-tanda khas rabies. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Demam dan rasa tidak nyaman di lokasi gigitan
  • Nyeri atau kesemutan di area gigitan
  • Sakit kepala, sakit tenggorokan, dan penurunan nafsu makan
  • Kesulitan tidur (insomnia)
  • Munculnya phobia, seperti takut air (hidrofobia), takut udara (aerofobia), dan takut cahaya (fotofobia)

Pada tahap akhir, rabies dapat menyebabkan kelumpuhan, kegagalan pernapasan, dan kejang-kejang, yang hampir selalu berujung pada kematian.

Diagnosis dan Pengobatan Rabies

Sayangnya, setelah gejala rabies muncul, hampir tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi penyakit ini. Oleh karena itu, pengobatan lebih difokuskan pada perawatan paliatif untuk mengurangi rasa sakit dan meringankan penderitaan pasien. Oleh sebab itu, pencegahan menjadi kunci utama untuk menghindari penyakit ini.

Diagnosis rabies pada manusia bisa sulit dilakukan sebelum gejala muncul. Salah satu cara untuk menegakkan diagnosis adalah melalui riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi. Selain itu, gejala khas seperti takut air atau takut udara juga bisa menjadi indikator rabies. Setelah kematian, uji laboratorium pada jaringan tubuh seperti otak, kulit, atau air liur dapat mengonfirmasi keberadaan virus rabies.

Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Pencegahan rabies pada manusia dan hewan sangat penting untuk menghindari penularan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Pastikan hewan peliharaan Anda, terutama anjing dan kucing, divaksinasi rabies. Vaksinasi pada hewan peliharaan adalah langkah pencegahan yang paling efektif untuk menghentikan penularan rabies.

  2. Jika Anda bertemu dengan hewan liar, seperti kera atau kelelawar, sebaiknya hindari kontak fisik. Hewan liar cenderung lebih berisiko membawa virus rabies.

  3. Vaksin rabies juga dapat diberikan pada manusia, terutama untuk orang-orang yang berisiko tinggi terpapar rabies, seperti pekerja medis atau petugas yang menangani hewan. Jika Anda bekerja di lingkungan yang berisiko atau berencana bepergian ke daerah endemik rabies, vaksinasi rabies menjadi langkah pencegahan yang sangat disarankan.

  4. Jika Anda digigit atau tercakar oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera lakukan pertolongan pertama dengan mencuci luka menggunakan sabun dan air mengalir. Segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk menerima vaksinasi pasca-paparan (PEP) jika diperlukan.***

Post a Comment

0 Comments